Senin, 11 Februari 2013

PUISI HABIEBIE UNTUK SANG ISTRI



Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu ... Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya ...


Dan kematian adalah sesuatu yang pasti ... Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu ... Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat ... Adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi ...

...
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba
hilang berganti kemarau gersang ... Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang ...


Pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan
pahit manis selama kau ada ... Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau di sini ...


Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu
sayang ... tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan


aku kekasih yang baik ... Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini ...


Selamat jalan ... Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya ... kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada ...


Selamat jalan sayang ... cahaya mataku, penyejuk jiwaku ... selamat jalan ... calon bidadari surgaku ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.


Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.


Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar